Layang-layang merupakan salah satu permainan di udara tradisional yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Biasanya layang-layang dimainkan saat liburan sekolah tiba, atau pada saat musim kemarau. Layang-layang sering dimainkan pada saat musim kemarau karena banyak angin pada saat musim tersebut. Layang-layang banyak dijual di toko-toko atau warung. Namun, ada beberapa orang yang memilih untuk membuat sendiri layang-layang tersebut. Dengan membuatnya sendiri, mereka mampu menumpahkan ide-ide kreatif mereka dalam layang-layang tersebut. Selain itu, mereka juga merasa lebih puas dengan layang-layang buatan sendiri.
Bambu merupakan tanaman yang bisa tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bambu banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satunya untuk membuat sebuah layang-layang.Untuk membuat sebuah layang-layang tidak membutuhkan biaya yang banyak, namun diperlukan kecermatan dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan layang-layang tidak hanya sekedar menempelkan selembar kertas pada rangka bambu, namun memerlukan perhitungan yang tepat agar layang-layang memiliki keseimbangan sehingga layang-layang tersebut dapat mengudara saat dimainkan. Kebanyakan kegagalan dalam proses pembuatan layang-layang adalah ketika pembuatan rangka layang-layang tersebut.
Selain pada saat proses pembuatan rangka layang-layang, kesalahan juga biasanya pada pemasangan tali kekang layangan. Pemasangan tali yang kurang tepat membuat layang-layang tidak bisa naik, atau bisa naik ke udara namun sering menukik turun ke tanah. Untuk itu perlu diperhatikan proses pembuatan rangka dan juga pemasangan tali kekang pada layangan tersebut. Tentunya kita tidak ingin hasil karya kita mengalami kegagalan, maka cobalah membuat layang-layang dengan baik dan benar. Berikut cara-cara membuatnya.
Untuk membuat sebuah layang-layang sederhana diperlukan beberapa alat dan bahan. Persiapkan bahan-bahan berikut.
- Satu potong bambu tipis dengan lebar ± 1 cm dan panjang ± 80 cm
- Satu potong buluh tipis dengan lebar ± 1 cm dan panjang ± 40 cm
- Kertas minyak dengan ukuran sesuai dengan ukuran buluh
- Lem
- Pita gulung agak tebal
- Tali atau benang
- Gunting
- Kertas untuk menjiplak (tracing).
- Letakkan kedua bambu secara menyilang dengan titik pertemuan pada 1/3 dari bambu yang paling panjang. Lekatkan kedua bambu tersebut dengan menggunakan tali atau benang.
- Ikat dan hubungkan keempat ujung buluh dengan tali atau benang hingga berbentuk layang-layang. Timbanglah rangka layang-layang dengan cara mengikatkan benang pada ujung atas dan bawah rangka layang layang. Jika rangka layang-layang masih miring berarti ada bagian rangka yang harus diperbaiki. Lakukan sampai rangka layang-layang dalam keadaan seimbang (tidak miring ke kanan atau ke kiri).
- Setelah rangka layang-layang selesai, lalu letakkan rangka layang-layang tersebut di atas kertas. Tandai kertas tersebut sehingga mengikuti bentuk rangka layangan. Tambahkan ekstra 2,5 cm untuk garis potongan. Tambahan 2,5 cm ini nantinya digunakan untuk direkatkan dengan lem sehingga menyatu dengan rangka layang-layang.
- Gunting kertas tersebut mengikuti garis potongan. Lipat bagian kertas ke arah belakang, lalu lekatkan pada rangka dengan menggunakan lem. Lakukan pengeleman dengan rapi agar layang-layang penampilannya bagus.
- Untuk keseimbangan, tambahkan ekor dari tali atau benang sepanjang sekitar 1 meter, ikatkan pada bagian bawah layang-layang. Langkah seterusnya, tambahkan guntingan kertas untuk hiasan.
- Buatlah lubang di tengah-tengah layangan (dekat dengan tempat penyilangan bambu rangka), masukkan tali atau benang layangan ke lubang dan ikatkan ke titik persilangan, lalu ikatkan ujung yang lain ke ujung bawah rangka layangan (panjang tali sekira 90 cm).
- Lakukan percobaan untuk menerbangkan layang-layang, lakukan perbaikan pada tali kekang layang-layang. Biasanya apabila tali kekang ini kurang pas layang-layang akan terbang miring ke kiri atau kekanan. Geserlah tali kekang tersebut agar berada dalam posisi yang tepat dan layang-layang dapat terbang dengan sempurna.